Jumat, 24 Agustus 2018

Puisi: KACUNG NEOLIBERALISME


 
Ilustrasi
Dia bukan tak tau resiko itu
Tetapi, dia tetap memilih kebijakan itu
Beralibi untuk mensejahterakan rakyat
Ah, ternyata dia tergolong kaum borjuis utopia

Alasan klasik “agar rakyatnya maju”
Ternyata bukam itu
Dia bukan tak tau resiko itu
Tapi dia lupa, kemajuan itu, dia ciptakan dalam imajinasi

Telah menghipnotisnya dengan kata “memberdayakan rakyat”
Anehnya, sebagian orang masih percaya imajinasi
Mereka telah dirasuki doktrin hantu ekonomi neolib

Kenyatannya semua itu nihil
Menghalalkan penghisap dan penindas
Menghisap sari-sari tubuh rakyat
Memakmurkan kaum neolib

Jangan kau gadaikan rakyat pada kaum lalim itu
Sebab, aku tau mau jadi kacung neoliberalisme
Setelah tampuk kekuasaan mu runtuh
Jangan kau wariskan dosa mu kepada kami
Jika itu adalah dosa mu, mengakulah dihadapan rakyat

Sekalipun, besar jasa yang dia berikan
Namun, membawa malapetaka bagi rakyat
Maka, katakan tolak tunduk pada hantu neoliberalisme
Segera usir keluar lewat pintu
Karena ia terbang lewat jendela

Jakarta (Margasiswa III), 25 Agustus 2018


Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search